Selasa, 11 April 2023

[Maritime News] Mikroplastik Di Lautan Indonesia

Apakah Mikroplastik Ada Di Lautan Indonesia?




(Sumber Gambar: Rich Carey/Shutterstock)





ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ

    Salam sejahtera bagi kita semua, sobat. Kali ini mimin mau bagiin informasi terbaru nih tentang kondisi kelautan di Indonesia. Tahukah kamu! Indonesia memiliki lautan yang sangat luas. Dilansir dari laman Kementerian Kelautan dan Perikanan, Indonesia memiliki 17.499 pulau dengan luas total wilayah Indonesia sekitar 7,81 juta km2. Dari total luas wilayah tersebut, 3,25 juta km2 adalah lautan dan 2,55 juta km2 adalah Zona Ekonomi Eksklusif. Hanya sekitar 2,01 juta km2 yang berupa daratan. Dengan luasnya wilayah laut yang ada, Indonesia memiliki potensi kelautan dan perikanan yang sangat besar. Namun dari luasnya lautan tersebut, terdapat pencemaran yang tidak dapat terhindarkan, yaitu pencemaran oleh mikroplastik.


    Sebelumnya kita cari tahu dulu yuk, apa itu mikroplastik?!. Menurut Amanda Dwi Utami, dalam kuliah tamu Program Studi Oseanografi ITB(Institut Teknologi Bandung) dan BRIN(Badan Riset dan Inovasi Nasional), "Mikroplastik merupakan partikel plastik atau fiber dengan ukuran < 5 mm. Terdapat 2 tipe mikroplastik, yakni primer dan sekunder. Mikroplastik primer diproduksi dalam ukuran yang sangat kecil, contohnya Polyethylene microbeads yang banyak terdapat pada produk kecantikan. Sedangkan mikroplastik sekunder berasal dari degradasi plastik sekali pakai yang berukuran lebih besar.". Secara umum dapat kita simpulkan bahwa mikroplastik adalah partikel plastik atau fiber yang berukuran kurang dari 5mm yang sulit untuk diuraikan. 


(Sumber foto: Kompas.com)


    Suatu partikel pasti memiliki asal-usulnya tersendiri, begitupun pada mikroplastik. Dilansir dari Greeneration.org, mikroplastik bisa jadi berasal dari beberapa sumber, di antaranya:
  • Serat buatan yang berasal dari pencucian pakaian
  • Debu ban kendaraan, yang bergesek dengan aspal jalan
  • Debu dari industri pengecetan
  • Sampah Plastik, yang akhirnya terpecah menjadi mikroplastik
  • Serat buatan yang melayang/terhempas
  • Microbeads yang berasal dari produk kosmetik

            
       Pencemaran oleh mikroplastik ini tentu sangat membahayakan ekosistem laut dan manusia. Dikarenakan oleh bentuknya yang tak kasat mata dan susah untuk terurai,maka sangat sulit untuk didaur ulang ataupun dicegah. Dilansir dari mongabay.co.id, ancaman kerusakan ekosistem di laut Indonesia dari waktu ke waktu semakin nyata dan sulit dibendung. Ancaman tersebut, di antaranya berasal dari mikroplastik yang ada di dalam air laut. Tak tanggung-tanggung, diperkirakan saat ini mikroplastik yang ada di air laut Indonesia jumlahnya ada di kisaran 30 hingga 960 partikel/liter. Sementara itu penelitian yang dilakukan oleh Dr. Widodo PranowoPeneliti Oseanografi Pusat Riset Kelautan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyebutkan bahwa tingkat cemar mikroplastik di beberapa daerah, seperti Bunaken 50 hingga 60 ribu partikel per kilometer persegi. Laut Sulawesi antara 30 sampai 40 ribu partikel per kilometer persegi, dan Laut Banda sekitar 5 hingga 6 ribu partikel per kilometer persegi.

Sumber gambar: Kompasiana.com


    Selain dari pada itu, mikroplastik juga membawa dampak tertentu bagi lingkungan ini, terutama di  laut. Sebagai contoh kecil seperti beberapa ikan yang mulai menelan mikroplastik atau bahkan mikroplastik telah menyatu dengan darah ikan-ikan di laut. Tentunya dapat membawa penyakit atau racun dalam tubuh mereka. Menurut Dr Veryl Hasan S.Pi, M.P menjelaskan bahaya mikroplastik yaitu sampah plastik kecil yang berukuran kurang dari lima milimeter dan berpotensi mencemari lautan. Sementara lokasi yang rentan menjadi sumber pencemaran mikroplastik antara lain sungai dataran rendah, danau dataran rendah, pantai, hingga ekosistem mangrove. Bahaya mikroplastik juga dapat merusak tatanan mata rantai makanan dalam ekosistem laut. Hal ini karena mikroplastik akan menggantikan peran fitoplankton dan zooplankton yang selanjutnya mengurangi populasi ikan-ikan kecil, bahkan predator puncak. Lebih lanjut, mikroplastik yang mencemari ekosistem laut kemudian masuk ke dalam tubuh biota laut dengan menjangkiti organ pencernaannya. Ikan yang telah tercemar ini apabila dikonsumsi oleh manusia bisa menimbulkan berbagai penyakit sehingga masyarakat harus melakukan tindakan preventif berupa larangan pembuangan sampah ke laut.


Supaya pencemaran mikroplastik ini tidak bertambah buruk, tentunya sebagai generasi muda kita harus bisa mengurangi penyebaran mikroplastik ini, dengan cara:
  • Kurangi penggunaan alat makanan yang menggunakan plastik sekali pakai.
  • Terapkan 3R(Reuse, Reduce, Recycle).
  • Hindari memanaskan makanan dalam plastik sekali pakai.
  • Ubah ruitinitas mencuci pakaian.
  • Hindari penggunaan bahan kosmetik yang mengandung microbeads.




Sekian informasi dari mimin, nantikan informasi dari mimin selanjutnya ya.........bye.

                                                                                                       وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ






More Information :
 
Facebook : Himaikla
Twitter : @himaikla
Instagram : himaikla
Tiktok : @himaikla
Email : himaikla14@gmail.com

[BEASISWA] CV Divya Cahaya Prestasi

  PROGRAM BEASISWA CAHAYA PRESTASI 2023 Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh Salam sejahtera bagi kita semua. Bagaimana kabarnya teman...